Paparan Nadiem Makarim tentang kurikulum 2022 menjadi kabar terbaru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pasalnya, adanya kabar penerapan kebijakan kurikulum 2022 yakni kurikulum prototype digadang-gadang mampu menjadi solusi untuk menangani pemulihan pendidikan, khususnya saat learning loss yang gawat darurat seperti sekarang ini.
Lalu kemudian muncul berbagai tanggapan mengenai kurikulum prototype. Apakah kurikulum wajib diterapkan di semua sekolah? Bagaimana sekolah-sekolah yang belum siap terhadap perubahan kurikulum prototype tersebut?
Nadiem Makarim menyampaikan bahwa Kemendikbudristek akan melakukan learning recovery dari pada adanya learning loss yang sangat gawat darurat ini. Kurikulum ini sebenarnya sudah disiapkan beberapa tahun lalu untuk diimplementasikan pada program sekolah penggerak.
Ia juga menyebut sekolah tidak perlu khawatir mengenai kurikulum baru ini. Pihaknya mengaku menyerahkan seluruh keputusannya kepada sekolah untuk menerapkan kurikulum prototype sebagai opsi.
“Kita tidak akan melakukan pemaksaan apapun. Kurikulum 2022 hanya akan diterapkan kepada sekolah yang mau dan siap untuk menerapkan kurikulum baru,” pungkasnya.
Konsep merdeka belajar yang sebelumnya digencarkan oleh Kemdikbudristek menjadi landasan munculnya kurikulum prototype. Nadiem sampaikan profil belajar Pancasila yang memang jika dipelajari lebih lanjut kurikulum sangat memberikan kemerdekaan belajar. Hal ini agar guru dapat mendesain pembelajaran hingga menerapkan tujuan pembelajarannya.

Nadiem juga mengatakan, “Sudah bertahun-tahun melihat bukan hanya di Indonesia apapun yang dipaksakan probabilitas akan rendah. Yang kita butuhkan adalah kemauan dari guru-guru dan kepala sekolah untuk berubah adalah faktor pentingnya.”
Kurikulum prototype akan di uji coba dalam rentang waktu selama 2022 hingga 2024. Kemudian akan dievaluasi, yang nantinya akan dikaji untuk diterapkan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024. Menurut Nadiem keberhasilan penerapan kurikulum 2022 tidak akan lepas dari peran guru-guru dan kepala sekolah disetiap jenjang pendidikan.
Lalu bagaimana karakteristik kurikulum prototype yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya?
Berdasarkan hasil evaluasi selama pemulihan pembelajaran, kurikulum prototype mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta memberikan ruang yang lebih luas untuk pengembangan karakter dan potensi dasar kepada siswa. Kurikulum prototype juga memberikan beberapa karakter utama yaitu pembentukan karakter yang mendukung pemulihan pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis proyek.
Kurikulum ini memiliki fokus kepada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar. Misalnya literasi dan numerasi tidak terlalu padat materi. Hal ini dinilai penting agar guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi.
Nadiem mengatakan, “Kurikulum 2013 sejatinya sudah menerapkan pendidikan karakter namun pengembangan karakter belum memberikan kursi khusus dalam struktur kurikulumnya. Kurikulum prototype pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil belajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek. Penting untuk pengembangan karakter yaitu memberikan kesempatan belajar melalui pengalaman, mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peserta didik dari struktur belajar yang fleksibel.”
Berikut 7 tema yang diutamakan dalam kurikulum prototype yakni bangunlah jiwa dan raganya, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, kewirausahaan, dan suara demokrasi.
Baca Juga:
Nadiem Makarim Sampaikan Inovasi Kurikulum Tahun 2022
Iwan Syahril Sebut Sekolah Perlu Dukungan Pemimpin yang Kompeten
Guru Belajar Ajak Pendidik Berkolaborasi Sebarkan Praktik Baik