Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan sejak masa pandemi hingga kini masih berlangsung di sebagian kota besar di Indonesia. Salah satu dampak dari pembelajaran jarak jauh, anak-anak kini makin akrab dengan teknologi. Mereka sudah tak lagi merasa asing mengikuti pembelajaran dengan metode daring, bahkan anak-anak sudah semakin piawai menyelenggarakan kelas online secara mandiri.
Meskipun anak-anak tampak mudah beradaptasi dengan teknologi, tetapi pembelajaran jarak jauh tak dapat dipungkiri menyebabkan kelelahan bagi sebagian siswa. Kesulitan saat menerima pelajaran dan bosan harus menatap layar berjam-jam memicu rasa lelah yang luar biasa. Hal ini sedikit banyak membuat anak-anak merasa jenuh sehingga merasa pembelajaran jarak jauh adalah beban. Jika tidak ditangani dengan serius, kondisi ini dapat menyebabkan menurunnya performa anak di kelas.
Bagi orang tua yang menghadapi permasalahan ini, tenang, Anda tidak sendirian. Dilansir dari laman Parents, berikut ini cara menyiasati anak-anak yang jenuh dengan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan situasi yang dihadapi:
1. Ketika anak-anak bosan di kelas
Situasi ini adalah hal yang paling sering dihadapi setiap anak. Akan ada masanya dimana anak-anak tidak mau aktif di dalam kelas sehingga ia bersikap pasif dan tidak semangat mengikuti pembelajaran.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, orangtua perlu memahami emosi anak. Hindari pertanyaan seperti “Bagaimana sekolahmu?”, namun ganti pertanyaan tersebut dengan “Sekolah daring adalah pengalaman baru bagimu dan teman-temanmu, menurutmu apa yang menarik dari kelasmu sekarang?”
Dengan pertanyaan bernada positif, anak-anak akan merasa bahwa kelelahan yang ia rasakan pada akhirnya tidak seburuk yang ia duga. Kelelahan dan kebosanan ini bukan hanya ia yang mengalaminya sehingga ia tidak merasa sendirian. Untuk mengatasinya, orangtua juga bisa menanyakan pada anak kegiatan apa yang bisa membuat mereka kembali bersemangat untuk menempuh pelajaran.
2. Jika anak-anak menghadapi kesulitan namun tidak mau dibantu
Sebagai orangtua tentu Anda ingin membantu anak-anak ketika mereka menghadapi kesulitan. Namun seringkali anak-anak ingin menunjukkan kemandiriannya dengan tidak ingin dibantu. Anak-anak justru merasa kesal jika Anda memberinya bantuan secara langsung.
Saat menghadapi situasi ini, bantu anak sebisa mungkin agar ia tidak merasa terganggu. Jika anak terlihat bingung dengan pertanyaan yang diberikan, minta ia untuk membaca lagi pertanyaan tersebut lalu menguraikannya secara perlahan hingga ia mendapat petunjuk dan paham bagaimana harus menyelesaikannya.
3. Jika anak-anak menunjukkan reaksi kelelahan
Di saat anak-anak bersikap rewel, uring-uringan dan marah akibat kelelahan, hindari mengatakan “tidak apa-apa, kamu pasti bisa melewatinya.” Terkadang kalimat tersebut justru akan membuatnya merasa tertekan dan anak-anak tetap tidak tahu bagaimana cara melewatinya.
Sebaliknya, ucapkan terima kasih pada anak karena mereka mau menunjukkan emosinya. Tanyakan pada anak apa yang menyebabkannya merasa demikian dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Apabila Anda tidak menemukan solusi, maka bicarakan kemungkinan untuk berkonsultasi dengan guru atau psikiater.
4. Jika anak-anak tidak menunjukkan peningkatan
Apabila anak-anak menunjukkan ketertinggalan penguasaan materi di sekolah, nilainya turun, dan kemampuannya tidak memadai nilai standar sekolah, maka hal ini perlu jadi perhatian Anda. Evaluasi lagi bagaimana cara belajar anak dan apa yang menyebabkan ia kesulitan memahami materi yang ada di sekolah.
Jika anak Anda perlu latihan tambahan, tawarkan bantuan untuk mengikuti les privat atau belajar kelompok demi mengejar ketertinggalan.
Baca Juga: