Tulisan : Afif Aminuddin (Member Pondok Inspirasi)
Pernah gak sih kamu menilai karakter seseorang berdasarkan first impression. Kalo pernah kamu sudah terkena hallo effect !.
Sebagian kita mungkin familiar dengan istilah first impression. Ya, first impression bagaimana pandangan kita terhadap orang yang baru kita kenal atau. Seperti saat ikutan masa orientasi mahasiswa lhoo…!. Ternyata, terdapat istilah psikologi yang menggambarkan fenomena sosial terjadi dalam kehidupan sehari-hari tersebut, yaitu halo effect. Halo effect pertama kali ditemukan oleh tokoh penting dalam ilmu psikologi yaitu Edward L. Thorndike pada tahun 1920-an. Penemuan yang ‘tidak sengaja’ ketika Edward tengah melakukan penelitian yang di mana melibatkan para petugas kemiliteran sebagai subjeknya. Ia meminta mereka melakukan ranking terhadap bawahan-bawahannya.
Halo effect memang sangat erat keterkaitannya dengan asumsi berpikir (bias kognitif atau sosial), karena tidak bisa dipungkiri manusia memang mudah terjebak dalam menilai seseorang dari apapun yang terlihat oleh mata.Contohnya?. Saat kamu bertemu rekan kerja yang senyum setiap saat dan kamu berasumsi orang tersebut selalu Bahagia dan gak punya masalah dalam hidupnya. Eits, padahal gak selalu begitu. Ternyata sikap hallo effect ini punya pengaruh yang buruk, lho !
Mirisnya, halo effect ini sungguh dapat menjadi ‘bibit’ dari mindset atau pola pikir yang salah dan tidak open minded. Karena dapat membngun penilian dan cara pandang kita terhadap orang tersebut. Untuk menghidari halo effect, YU BE OPEN MINDED dan jangan terburu-buru dalam menilai seseorang. Berikut beberapa tips yang mungkin dapat bermanfaat :
- Jangan terlalu cepat menyimpulkan
Kita tidak harus menyimpulkan dengan segera tentang seseorang bukan. Tidak menilai langsung terhadap kesan pertama bertemu dengan seseorang. Ada baiknya untuk membangun interaksi lebih dalam terlebih dahulu.
2. Membalikkan Asumsi
Tindakan yang salah adalah memberi label atau membuat asumsi yang tidak berdasarkan bukti apapun bahkan tanpa adanya interaksi dengan orang lain. Ingat bahwa kita sendiri tidak akan rela jika ada orang lain yang menilai atau berasumsi tentang diri kita hanya berdasarkan observasi penglihatan saja.
3. Berpikiran terbuka
Jangan langsung terpengaruh dengan kesan pertama yang terlihat dari orang lain. Berusahalah untuk selalu terbuka terbuka, karena sejatinya setiap karakter individu/manusia itu berbeda-beda. Sikap saling menghargai dan berpikir positif merupakan tindakan paling bijaksana dalam kehidupan sosial.