replica watches Ada Apa dengan Tanaman Pangan di KWT Ikhlas Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor? - Bestari

Ada Apa dengan Tanaman Pangan di KWT Ikhlas Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor?

Terdapat sebuah konsep dalam ilmu penyakit tanaman, yakni konsep segitiga penyakit. Segitiga penyakit terdiri dari inang, patogen, dan lingkungan. Secara rinci, inang yang rentan terserang, patogen yang bersifat virulen, dan lingkungan yang mendukung untuk terjadinya penyakit.

Komponen segitiga penyakit saling berkaitan, karena jika komponen tidak terpenuhi maka penyakit tidak akan berkembang. Gejala yang terekspresikan oleh patogen penyebab penyakit ini adalah warna kuning pada daun yang menyerang secara tidak beraturan. Setelah daun menguning, dilanjutkan dengan layu pada daun disertai bagian-bagian kecoklatan.

Serangan patogen ini merata pada seluruh tanaman timun yang ditanam dengan berbeda perlakuan. Hasil yang didapatkan setelah diberi 4 perlakuan yang diuji (I : kontrol, II : mulsa anorganik, III : nematisida. IV : mulsa anorganik dan nematisida) adalah terdapat intensitas serangan yang berbeda-beda. Tanaman timun yang tidak diberi perlakuan memperlihatkan intensitas serangan yang tinggi, begitupun pada tanaman dengan perlakuan dua. Sedangkan, pada perlakuan tiga dan empat intensitas serangan menurun. Buah timun dari tanaman yang diberi 4 uji perlakuan memiliki hasil panen yang hampir sama secara warna dan ukuran. Namun, secara bentuk buah yang tidak diberi nematisida cenderung tidak seragam seperti lebih bengkok atau terdapat bagian yang mengecil.

Penyakit disebabkan oleh dua faktor, yakni biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi fungi, bakteri, virus, mikoplasma, nematoda, dan tumbuhan tingkat tinggi. Sedangkan, faktor abiotik meliputi cuaca, suhu, mineral, senyawa toksik, dan penyebab lainnya.

Hasil menunjukkan bahwasanya tanaman timun yang ditanam diduga terserang oleh nematoda. Karena perlakuan menggunakan mulsa dan nematisida berhasil menekan patogen dalam tanaman dengan gejala menguning yang lebih sedikit dan hasil panen yang lebih bagus secara bentuk buah. Kemudian, penggunaan mulsa dapat memodifikasi lingkungan mikro tanah diantaranya mampu meningkatkan suhu tanah, lengas tanah, dan kadar bahan organik tanah.

Namun, penggunaan mulsa plastik dapat menyebabkan penurunan kadar bahan organik tanah. Hal ini dapat menyebabkan tanaman kekurangan air dan unsur hara karena bahan organik memiliki peran penting di dalam tanah untuk membantu menahan air, meningkatkan kapasitas tukar ion atau ketersediaan hara, menambah unsur hara terutama N, P dan K setelah bahan organik terdekomposisi sempurna. Oleh karena itu, pengendalian menggunakan Plant  Growth  Promoting  Rhizobacteria (PGPR) juga dapat digunakan untuk menekan insiden penyakit melalui mekanisme induksi ketahanan secara sistemik atau menghasilkan hormon tumbuh.

Ditulis oleh :
Satria Adam, Khorina Rahmadhani, Bintang Dewandaru, Faizzal Fadly Suharto, M. Rafi Putra Zulkarnain

Get in Touch

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terkait

Get in Touch

Latest Posts