Generasi muda menjadi salah satu generasi yang sering kita dengar di zaman sekarang. Karena semua aspek kehidupan tidak pernah lepas dari peran dari generasi muda. Bahkan tentu kita tahu bahwa Indonesia digadang-gadang akan menjadi negara yang memiliki banyak populasi generasi muda di tahun 2045. Tentu ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi generasi yang penuh inovasi dan kreatifitas ini.
Generasi muda yang inovatif serta berdedikasi tinggi dapat memberikan kemajuan dan kebermanfaatan bagi orang lain. Begitu pun sebaliknya, generasi yang tidak memiliki dorongan untuk maju dan peka terhadap sekitar justru hanya membuat dirinya sendirinya maju tapi tidak memberikan kebermanfaatan terhadap sekitarnya.
Bung Karno pernah berkata, “ Jika ingin menghancurkan suatu negara, maka hancurkanlah generasi mudanya”. Berbicara tentang peran generasi muda, najwa shihab juga pernah berkata, “ Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepeduliaan dan kepekaan terhadap sesama tidak ikut di pupuk”. Dari dua kutipan tokoh inspiratif itu kita tentu bisa mengambil pesannya, yaitu jadilah pemuda yang bermanfaat dan peka terhadap sesama terlepas dari apa latar belakang kalian. Dari sejak dulu para pendiri bangsa menyadari besarnya potensi pemuda Indonesia, jika kita menoleh peristiwa di masa lampau tentu pemuda selalu mengambil peran disetiap perjalanan bangsa ini. Mulai peristiwa Sumpah Pemuda yang begitu historis hingga peristiwa Reformasi di tahun 1998. Dan yang perlu digaris bawahi adalah peristiwa itu semua terjadi karena pemuda memiliki rasa kepeduliaan terhadap sekitar dan memiliki keinginan untuk bergerak membantu dan memperbaiki keadaan.
Indonesia membuktikan bahwa tidak pernah kehabisan pemuda yang peka akan sekitar. Sebut saja Belva Devara founder Ruangguru, Amanda Susanti, founder Sayurbox, Maudy Ayunda aktris berbakat dan masih banyak lagi pemuda yang menginspirasi. Lalu, giliran kita apakah siap menjadi generasi muda yang peka akan sekitar?. ( Moh Rizal Pratama )
